Wednesday, May 29, 2013

Harga Keseimbangan/Harga Pasar

Proses tawar-menawar merupakan cara yang paling banyak dilakukan oleh penjual dan pembeli dalam menetapkan harga. Harga suatu barang terbentuk apabila tercapai kesepakatan antara pembeli dan penjual.

1. Pengertian Harga Keseimbangan
Pada dasarnya proses terbentuknya harga terjadi ketika tercapainya tingkat keseimbangan antara permintaan dan penawaran. Dapat dikatakan bahwa harga keseimbangan atau harga pasar (equilibrium price) adalah harga yang terjadi apabila jumlah barang yang diminta sama dengan jumlah barang yang ditawarkan. Bila ditunjukkan dalam bentuk kurva, maka harga keseimbangan merupakan perpotongan antara kurva permintaan dengan kurva penawaran.

Dalam harga keseimbangan berlaku hukum permintaan dan penawaran yang berbunyi bila jumlah permintaan lebih besar dari pada jumlah penawaran, maka harga akan naik, sedangkan jika jumlah penawaran lebih besar dari jumlag permintaan, maka harga akan turun.

Untuk lebih jelasnya, perhatikan tabel di bawah ini.


Permintaan dan penawaran suatu barang pada berbagai tingkat harga.

Dari tabel di atas dapat dibuat kurva sebagai berikut.


Kurva harga keseimbangan.

2. Perubahan Harga Keseimbangan
Harga keseimbangan dapat mengalami pergeseran/perubahan yang disebabkan oleh pergeseran kurva permintaan dan kurva penawaran.

a. Pengeseran Kurva Permintaan
Harga keseimbangan di pasar akan mengalami perubahan karena adanya faktor-faktor yang memengaruhi permintaan. Pada keadaan ini, ceteris paribus tidak berlaku. Perubahan kurva permintaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. Pengeseran kurva permintaan ke kanan berarti adanya kenaikan jumlah barang yang diminta. Jika penawaran tidak berubah, maka akan mengakibatkan kenaikan harga dan kenaikan jumlah barang yang terjual/terbeli. Sebaliknya pergeseran kurva penawaran ke kiri berarti terjadi penurunan permintaan, sehingga harga barang akan mengalami penurunan.

Dari penjelasan di atas dapat digambarkan dalam kurva Gambar berikut:

b. Pergeseran Kurva Penawaran


Harga keseimbangan saat terjadi pergeseran kurva permintaan.


Harga keseimbangan saat terjadi pergeseran kurva penawaran.

Dari Gambar diatas dapat dijelaskan bahwa pergeseran kurva penawaran ke kanan berarti terjadi kenaikan jumlah barang yang ditawarkan. Jika permintaan tetap, maka harga akan mengalami penurunan. Sebaliknya pergeseran kurva penawaran ke kiri berarti terjadi penurunan jumlah penawaran barang, maka harga akan mengalami kenaikan.

3. Golongan Pembeli dan Penjual
Di dalam pasar, terdapat golongan pembeli dan penjual. Adapun pembeli terbagi atas tiga golongan sebagai berikut.

a. Pembeli marginal adalah pembeli yang mempunyai daya beli sama dengan harga pasar
b. Pembeli supermarginal adalah pembeli yang mempunyai daya beli di atas harga pasar
c. Pembeli submarginal atau pembeli yang tidak mampu untuk membayar harga pembelian itu.

Sementara itu golongan penjual/produsen, terdiri atas tiga golongan berikut ini.
a. Penjual marginal, adalah produsen yang berani menjual dengan harga pokok sama dengan harga pasar,
b. Penjual supermarginal, adalah produsen yang berani menjual dengan harga pokok di bawah harga pasar,
c. Penjual submarginal, adalah produsen yang berani menjual dengan harga pokok di atas harga pasar.



Sumber:

Elastisitas Permintaan dan Elastisitas Penawaran

Dalam kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh suatu masyarakat atau negara menunjukkan bahwa kegiatan permintaan dan penawaran sangat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya harga barang yang berlaku. Dengan demikian perubahan harga akan memengaruhi besarnya jumlah barang yang diminta (permintaan) dan jumlah barang yang ditawarkan (penawaran). Seberapa besar pengaruh perubahan harga terhadap jumlah barang dapat dihitung dengan menggunakan rumus elastisitas.

Wawasan Ekonomi
Harga adalah nilai barang yang ditentukan dengan uang atau alat tukar lain yang senilai, yang harus dibayarkan untuk barang dan jasa pada waktu tertentu di pasar tertentu.


1. Definisi Elastisitas
Elastisitas (pemuluran) adalah pengaruh perubahan harga terhadap jumlah barang yang diminta atau yang ditawarkan. Dengan kata lain elastisitas adalah tingkat kepekaan (perubahan) suatu gejala ekonomi terhadap perubahan gejala ekonomi yang lain.

Elastisitas terbagi dalam tiga macam, yaitu sebagai berikut.

a. Elastisitas harga (price elasticity) yaitu persentase perubahan jumlah barang yang diminta atau yang ditawarkan, yang disebabkan oleh persentase perubahan harga barang tersebut.

b. Elastisitas silang (cross elasticity) adalah persentase perubahan jumlah barang x yang diminta, yang disebabkan oleh persentase perubahan harga barang lain (y).

c. Elastisitas pendapatan (income elasticity) yaitu persentase perubahan permintaan akan suatu barang yang diakibatkan oleh persentase perubahan pendapatan (income) riil konsumen.


2. Elastisitas Permintaan
Elastisitas permintaan (elasticity of demand) adalah pengaruh perubahan harga terhadap besar kecilnya jumlah barang yang diminta atau tingkat kepekaan perubahan jumlah barang yang diminta terhadap perubahan harga barang. Sedangkan besar kecilnya perubahan tersebut dinyatakan dalam koefisien elastisitas atau angka elastisitas yang disingkat E, yang dinyatakan dengan rumus berikut ini.

Keterangan:
ΔQ : perubahan jumlah permintaan
ΔP : perubahan harga barang
P : harga mula-mula
Q : jumlah permintaan mula-mula
Ed : elastisitas permintaan

Contoh:
Pada saat harga Rp400,00 jumlah barang yang diminta 30 unit, kemudian harga turun menjadi Rp360,00 jumlah barang yang diminta 60 unit. Hitunglah besar koefisien elastisitasnya!

Jawab:

a. Macam-Macam Elastisitas Permintaan
Elastisitas permintaan terdiri atas lima macam.


Keterangan:
% ΔQd = Persentase perubahan jumlah barang yang diminta
% ΔPd = Persentase perubahan harga barang

b. Kurva Elastisitas Permintaan


Kurva Elastisitas Permintaan

c. Menghitung Elastisitas Permintaan secara Matematis

Dari rumus elastistas:



menunjukkan, bahwa:


adalah turunan pertama dari Q atau Q1.

Contoh 1:
Fungsi permintaan suatu barang ditunjukkan oleh persamaan Q = 50 – -P. Tentukan besar elastisitas permintaan pada tingkat harga P = 80!

Jawab:
Jika P = 80, maka Q = 50 – 1/2 (80)
Q = 50 – 40
Q = 10

Contoh 2:
Diketahui fungsi permintaan P = 100 – 2Q. Hitung elastisitas permintaan pada tingkat harga P = 50!

Jawab:


3. Elastisitas Penawaran
Elastisitas penawaraan (elasticity of supply) adalah pengaruh perubahan harga terhadap besar kecilnya jumlah barang yang ditawarkan atau tingkat kepekaan perubahan jumlah barang yang ditawarkan terhadap perubahan harga barang. Adapun yang dimaksud koefisien elastisitas penawaran adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara perubahan jumlah barang yang ditawarkan dengan perubahan harganya. Besar kecilnya koefisien elastisitas penawaran dapat dihitung dapat dengan rumus sebagai berkut.


Keterangan:
ΔQ : perubahan jumlah penawaran
ΔP : perubahan harga barang
P : harga barang mula-mula
Q : jumlah penawaran mula-mula
Es : elastisitas penawaran

Contoh:
Pada saat harga Rp500,00 jumlah barang yang ditawarkan 40 unit, kemudian harga turun menjadi Rp300,00 jumlah barang yang ditawarkan 32 unit. Hitunglah besarnya koefisien elastisitas penawarannya!

Jawab:

a. Macam-Macam Elastisitas Penawaran
Seperti halnya elastisitas permintaan, elastisitas penawaran juga terdapat lima macam, yaitu:


Keterangan:
% ΔQs : Persentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan
% ΔPs : Persentase perubahan harga barang

b. Kurva Elastisitas Penawaran

Kurva Elastisitas Penawaran

Cara praktis menentukan besarnya elastisitas tanpa mencari turunan Q atau Q1, yaitu:

1) Jika persamaan fungsi menunjukkan P = a – bQ (fungsi permintaan) dan P = a + bQ (fungsi Penawaran), maka rumus elastisitasnya adalah sebagai berikut.


Contoh 1:
Diketahui fungsi permintaan P = 100 – 2Q. Hitung elastisitas permintaan pada tingkat harga P = 50!

Jawab:
Dengan cara biasa Jika P = 50, maka
50 = 100 – 2Q
2Q = 50
Q = 25

Contoh 2:
Diketahui fungsi penawaran P = 100 + 2Q. Hitunglah elastisitas penawaran pada tingkat harga P = 500!

Jawab:
Dengan cara biasa Jika P = 500, maka
500 = 100 + 2Q
-2Q = -400
Q = 200



Contoh 3:
Diketahui Fungsi penawaran P = -100 + 2Q. Hitung elastisitas penawaran pada tingkat harga P = 400!

Jawab:
Dengan cara biasa Jika P = 400, maka
400 = -100 + 2Q
-2Q = -500
Q = 250


2) Jika persamaan fungsi menunjukkan Q = a – bP (fungsi permintaan) dan Q = a + bP (fungsi penawaran), maka rumus elastisitasnya adalah sebagai berkut.


Contoh 1:
Fungsi permintaan suatu barang ditunjukkan oleh persamaan Q =50 – 1/2 P.
Tentukan besar elastisitas permintaan pada tingkat harga P = 80!

Jawab:
Dengan cara biasa
Jika P = 80, maka Q =50 – 1/2 (80)
Q = 50 – 40
Q = 10


Contoh 2:
Fungsi penawaran suatu barang ditunjukkan oleh persamaan Q = 50 + 2P. Tentukan besar elastisitas penawaran pada tingkat harga P = 50!

Jawab:
Dengan cara biasa
Jika P = 50, maka Q = 50 + 2(50)
Q = 50 + 100
Q = 150


Sumber:

Kurva Permintaan Investasi

Investasi sering disebut juga penanaman modal atau pembentukan modal. Investasi juga dapat disebut sebagai kegiatan untuk membuka usaha dan menggunakan uang untuk membeli barang barang modal. Dengan demikian, investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau pembelanjaan penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi guna menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian.

Besar kecilnya permintaan investasi tergantung pada tingkat bunga yang berlaku, semakin tinggi tingkat bunga, maka semakin kecil permintaan investasi. Jadi hubungan antara tingkat bunga dengan tingkat investasi adalah berbanding terbalik. Untuk lebih jelasnya, perhatikan kurva permintaan investasi pada Gambar berikut.

Kurva permintaan investasi.

Wawasan Ekonomi
Investasi dilakukan dengan tujuan mendapat keuntungan di masa mendatang. Pelaksanaan investasi baik yang berasal dari modal dalam negeri maupun modal asing harus diawasi oleh pemerintah.


Kurva permintaan investasi perekonomian diperoleh dengan cara menjumlahkan investasi seluruh perusahaan pada masingmasing tingkat bunga. Pada tingkat bunga yang lebih rendah, semakin banyak proyek investasi menguntungkan bagi masing-masing perusahaan, sehingga total belanja investasi dalam perekonomian meningkat.

Dari kurva permintaan investasi di samping dapat dijelaskan jika tingkat bunga naik menjadi 10 persen, belanja investasi menurun menjadi $0,5 triliun. Dan jika tingkat bunga turun menjadi 6 persen, investasi naik menjadi $0,7 triliun. Sepanjang kurva permintaan investasi yang diasumsikan konstan adalah ekspektasi usaha tentang perekonomian. Jika perusahaan semakin optimis tentang prospek adanya keuntungan, maka permintaan investasi naik, dan kurvanya bergeser ke kanan.

Kurva yang menunjukkan hubungan antara tingkat investasi dan tingkat pendapatan nasional dinamakan fungsi investasi. Fungsi atau kurva investasi digambarkan sejajar dengan sumbu datar atau horizontal, yang juga disebut sebagai investasi otonom. Artinya besar kecilnya pembentukan modal tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya pendapatan nasional.

Besar kecilnya pengeluaran investasi perusahaan ditentukan oleh faktor-faktor berikut ini.
1. Tingkat keuntungan yang akan diperoleh dari investasi.
2. Tingkat bunga yang berlaku.
3. Prediksi atau ramalan keadaan ekonomi di masa depan.
4. Kemajuan teknologi suatu negara .
5. Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya
6. Keuntungan yang diperoleh perusahaan-perusahaan.

Dalam analisis penghitungan pendapatan nasional suatu negara, keseimbangan perekonomian negara pada perekonomian dua sektor dapat dirumuskan sebagai berikut.


Keadaan keseimbangan tersebut menunjukkan syarat keseimbangan dalam perekonomian dua sektor, yaitu pendapatan (Y) sama dengan pengeluaran konsumsi rumah tangga (C) ditambah dengan pengeluaran investasi perusahaan ( I ) atau besarnya kebocoran (S) sama dengan besarnya suntikan (I). Dengan adanya investasi, maka grafik keseimbangan pendapatan dalam perekonomian dua sektor bergeser dari besarnya Break Even Point atau Break Even Income ( Y = C ) menjadi Y = C + I.

Wawasan Ekonomi
Pendapatan suatu negara digunakan untuk membiayai operasional negara (konsumsi). Jika terdapat sisa dari konsumsi, maka dibentuklah tabungan. Dan jika sisa tidak ditabung, maka akan diinvestasikan sehingga sumber dana investasi berasal dari tabungan yang dibentuk oleh pemerintah dan masyarakat.


Contoh:
Pada suatu perekonomian negara “Z” diketahui fungsi konsumsi C = 200 miliar + 0,75 Y, sedangkan besarnya pengeluaran investasi perusahaan (I) sebesar Rp300 miliar.

Tentukan:
1. besarnya pendapatan nasional keseimbangan,
2. besarnya konsumsi keseimbangan,
3. besarnya tabungan keseimbangan,
4. gambar grafik fungsi konsumsi, tabungan, dan investasi dalam keadaan keseimbangan.

Jawab:
1. Besarnya pendapatan nasional keseimbangan
Y = C + I
Y = 200 miliar + 0,75 Y + 300 miliar
Y – 0,75 Y = 500 miliar
0,25 Y = 500 miliar
Y = 2.000 miliar

Atau dengan rumus S = I
-200 miliar + 0,25 Y = 300 miliar
0,25 Y = 500 miliar
Y = 2.000 miliar
Jadi, pendapatan nasional keseimbangan sebesar Rp2.000 miliar.


Pendirian gedung oleh perusahaan merupakan
bentuk investasi.

2. Besarnya konsumsi keseimbangan
C = 200 miliar + 0,75 Y, dan jika Y = 2.000 miliar, maka
C = 200 miliar + 0,75 (2.000 miliar)
C = 200 miliar + 1.500 miliar
C = 1.700 miliar

Jadi, konsumsi keseimbangan sebesar Rp1.700 miliar.

3. Besarnya tabungan keseimbangan
Jika C = 200 miliar + 0,75 Y, maka
S = -200 miliar + 0,25 Y

Dan jika Y = 2.000 miliar, maka
S = -200 miliar + 0,25 (2.000 miliar)
S = -200 miliar + 500 miliar
S = 300 miliar

Atau dengan menggunakan rumus:
Y = C + S, maka S = Y – C, sehingga
S = 2.000 miliar – 1.700 miliar = 300 miliar
Jadi, tabungan keseimbangan sebesar Rp 300 miliar

4. Grafik keseimbangan perekonomian


Sumber:

Inflasi

Inflasi merupakan keadaan yang sangat berat dirasakan oleh masyarakat dalam suatu negara, karena keadaan inflasi menunjukkan harga-harga barang secara umum mengalami kenaikan, sehingga masyarakat yang memiliki pendapatan tetap dan pendapatan yang rendah akan merasakan dampak negatif/buruk. Hal ini sangat tidak diinginkan oleh suatu negara, apalagi kondisi perekonomian di Indonesia belum stabil, dibarengi dengan kondisi kelangkaan barang dan jasa serta keinginan manusia yang selalu meningkat. Untuk itu, pemerintah berusaha untuk meminimalisir kenaikan laju inflasi agar selalu dalam posisi yang rendah, sehingga masyarakat merasakan adanya kemakmuran dan dapat hidup dengan biaya yang ringan.

1. Pengertian Inflasi dan Laju Inflasi
Inflasi adalah suatu keadaan di mana tingkat harga secara umum (price level) cenderung naik. Dikatakan tingkat harga umum karena barang dan jasa yang ada di pasaran mempunyai jumlah dan jenis yang sangat banyak, di mana sebagian besar dari harga-harga tersebut selalu meningkat sehingga berakibat terjadinya inflasi. Sedangkan inflasi murni adalah inflasi yang terjadi sebelum ada campur tangan dari pemerintah, baik berupa kebijakan fiskal maupun kebijakan moneter. Adapun yang dimaksud laju inflasi adalah kenaikan atau penurunan inflasi dari periode ke periode atau dari tahun ke tahun.

Indeks harga konsumen dan laju inflasi dari tahun 2000–2004 (tahun dasar
1996 = 100). Sumber: Badan Pusat Statistik

Untuk menentukan laju infasi dapat dirumuskan sebagai berikut.
Contoh:
Indeks harga pada bulan Juli 2005 adalah 110% dan inflasi bulan Agustus 2005 adalah 112%, maka laju inflasi dapat dihitung sebagai berikut.


Wawasan Ekonomi
Tingkat inflasi Indonesia yang pernah tercatat cukup tinggi pada periode 1958–1968 dapat dikendalikan dengan baik kecuali pada tahun 1998, di mana inflasi Indonesia akibat krisis ekonomi mencapai 77,6 persen per tahun. Sejak tahun 2001 rata-rata tingkat inflasi cenderung di bawah 10 persen per tahun.


2. Sebab-Sebab Timbulnya Inflasi
Inflasi yang terjadi dalam suatu negara akan sangat merugikan masyarakat atau konsumen, karena keadaan harga barang dan jasa selalu mengalami kenaikan. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya inflasi, akan tetapi secara garis besar timbulnya inflasi disebabkan oleh faktor-faktor berikut ini.

a. Kenaikan permintaan melebihi penawaran atau di atas kemampuan berproduksi (demand pull inflation), di mana terjadi inflasi disebabkan oleh naiknya permintaan total terhadap barang dan jasa. Berdasarkan kurva pada Gambar dibawah ini, dapat diketahui bahwa permintaan suatu barang mengalami kenaikan dari OQ ke OQ1, sehingga harga barang juga naik dari OP ke OP1 dan kurva permintaan bergeser dari DD ke D1D1.
Kurva kenaikan permintaan.


b. Kenaikan biaya produksi (cost push inflation), di mana inflasi yang terjadi karena meningkatnya biaya produksi, sehingga harga barang yang ditawarkan mengalami kenaikan. Keadaan ini dapat ditampilkan dalam kurva pada Gambar dibawah ini. Berdasarkan gambar tersebut dapat diketahui, bahwa semua harga barang setinggi OP dan jumlah barang di pasaran sebesar OQ. Kemudian karena adanya kenaikan biaya produksi, maka harga barang naik menjadi OP1 dan jumlah barang yang diminta turun menjadi OQ1, sehingga kurva penawaran bergeser dari SS ke S1S1.

kurva kenaikan biaya
produksi.

c. Meningkatnya jumlah uang yang beredar dalam masyarakat, artinya terdapat penambahan jumlah uang yang beredar, sehingga para produsen menaikkan harga barang.

d. Berkurangnya jumlah barang di pasaran, artinya jumlah barang yang ada di pasar atau jumlah penawaran barang mengalami penurunan, sehingga jumlahnya menjadi sedikit sedangkan permintaan akan barang tersebut banyak yang berakibat harga barang naik.

e. Inflasi dari luar negeri (imported inflation), artinya inflasi karena mengimpor barang dari luar negeri, sedangkan di luar negeri terjadi inflasi (kenaikan harga barang di luar negeri, sehingga barang-barang impor mengalami kenaikan harga.

f. Inflasi dari dalam negeri (domestic inflation), artinya meningkatnya pengeluaran pemerintah/terjadi defisit anggaran.

3. Jenis-Jenis Inflasi
Penggolongan inflasi dapat ditinjau dari beberapa segi, di antaranya sebagai berikut.
a. Dilihat dari laju kecepatannya, inflasi dibagi menjadi:

inflasi lunak (wild inflation), inflasi yang kecepatannya kurang dari 5% per tahun,
inflasi cepat (galloping inflation), inflasi yang kecepatannya 5% atau lebih per tahun
inflasi meroket (sky rocketing inflation) atau hiperinflasi, yaitu inflasi yang kecepatannya lebih dari 10% per tahun.b. Dilihat dari parah tidaknya, inflasi dibagi menjadi:

inflasi ringan, yaitu inflasi di bawah 10% per tahun (belum mengganggu kegiatan perekonomian suatu negara dan masih dapat dengan mudah untuk dikendalikan),
inflasi sedang, yaitu inflasi antara 10%–30% per tahun (belum membahayakan, tetapi sudah menurunkan kesejahteraan masyarakat yang berpenghasilan tetap),
inflasi berat, yaitu inflasi antara 30%–100% per tahun (sudah mengacaukan perekonomian karena orang cenderung enggan menabung dan lebih senang menyimpan barang),
inflasi sangat berat atau hiperinflasi, yaitu inflasi di atas 100% per tahun (mengacaukan kegiatan perekonomian suatu negara dan sulit untuk dikendalikan/diatasi).c. Dilihat dari sumbernya, inflasi dibagi menjadi:

inflasi dari dalam negeri (domestic inflation), artinya inflasi karena penciptaan uang baru dan adanya kebijakan anggaran defisit,
inflasi dari luar negeri (imported inflation), artinya inflasi terjadi karena suatu negara mengimpor barang/jasa dari negara lain yang sedang mengalami inflasi.

Wawasan EkonomiIndonesia pernah mengalami masa inflasi sangat tajam (hyper inflation) pada periode 1958-1958. Sebagian tahun dari periode itu, inflasi mencapai 3 digit. Kenaikan harga-harga terjadi secara menyeluruh dan sangat tinggi.
4. Teori Inflasi
Secara garis besar ada tiga kelompok teori mengenai inflasi, masing-masing menyoroti aspek-aspek tertentu dari proses inflasi. Namun, masing-masing teori tersebut bukan teori inflasi lengkap yang mencakup semua aspek penting dari proses kenaikan harga barang. Ketiga teori ini adalah Teori Kuantitas, Teori Keynes dan Teori Strukturalis.

a. Teori Kuantitas
Teori Kuantitas mengemukakan bahwa terjadinya inflasi sebenarnya hanya disebabkan oleh satu faktor, yaitu kenaikan jumlah uang yang beredar (JUB). Inti dari teori ini adalah sebagai berikut.

Inflasi hanya bisa terjadi kalau ada penambahan volume uang yang beredar (baik penambahan uang kartal atau penambahan uang giral). Menurut teori kuantitas yang dikemukakan oleh Irfing Fisher, MV = PT. Faktor yang dianggap konstan adalah V dan T, sehingga jika M (money in circulation) bertambah, maka akan terjadi inflasi (kenaikan harga).
Laju inflasi ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang yang beredar dan oleh psikologi (harapan) masyarakat mengenai kenaikan harga di masa yang akan datang.Apabila masyarakat sudah beranggapan demikian, maka tidak ada kecenderungan untuk menyimpan uang tunai lagi dan mereka lebih suka menyimpan harta kekayaannya dalam bentuk barang.Kelemahan dari teori kuantitas di antaranya sebagai berikut.

Pada kenyataannya perubahan jumlah uang yang beredar (M) tidak secara langsung menaikkan “money spending” atau penggunaan uangnya.
Kecepatan laju peredaran uang (V) tidak bersifat stabil dalam masyarakat modern. Oleh karena dalam masyarakat modern uang merupakan alat pembayaran dan penimbun kekayaan, sehingga jika ada kelebihan uang akan digunakan untuk menambah kas, menambah tabungan bank, menambah pembelian surat berharga, dan menambah pembelian barang/jasa.b. Teori Keynes
Teori Keynes mengenai inflasi didasarkan pada teori makronya. Menurut Teori Keynes, inflasi terjadi karena suatu masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan ekonominya. Keadaan seperti ini ditandai dengan permintaan masyarakat akan barang-barang melebihi jumlah barang- barang yang tersedia, sehingga menimbulkan inflationary gap. Selama inflationary gap tetap ada, selama itu pula proses inflasi berkelanjutan.

Keynes tidak sependapat dengan pandangan dari teori kuantitas yang menyatakan bahwa kenaikan jumlah uang yang beredar akan menimbulkan kenaikan tingkat harga, sementara perubahan jumlah uang yang beredar tidak akan menimbulkan peningkatan pendapatan nasional. Selanjutnya, Keynes berpendapat bahwa kenaikan harga tidak hanya ditentukan oleh kenaikan jumlah uang yang beredar saja, tetapi juga ditentukan oleh kenaikan dalam ongkos produksi.


Wawasan Ekonomi
Sebelum Keynes, para ekonomi bersifat sangat pesimis terhadap kondisi ekonomi dunia. Hal ini disebabkan karena kondisi dunia pasca Perang Dunia I (1914-1918) diwarnai oleh kelesuan dunia usaha (depresi).

c. Teori Strukturalis
Teori Strukturalis adalah teori inflasi jangka panjang karena menyoroti sebab-sebab inflasi yang berasal dari kekakuan (infleksibilitas) struktur ekonomi suatu negara. Menurut teori ini, ada dua ketegaran (kekakuan) utama dalam perekonomian negara sedang berkembang yang dapat menimbulkan inflasi, yaitu ketegaran persediaan bahan makanan dan barang-barang ekspor. Oleh karena pertambahan produksi barang-barang ini terlalu lambat dibanding dengan pertumbuhan kebutuhannya, sehingga dapat berakibat menaikkan harga bahan makanan dan kelangkaan devisa. Akibat selanjutnya adalah kenaikan harga-harga barang lain, sehingga terjadi inflasi. Inflasi seperti ini tidak bisa diobati hanya dengan mengurangi jumlah uang yang beredar, tetapi harus dengan pembangunan sektor bahan makanan dan ekspornya.

5. Cara-Cara Mengatasi Inflasi
Pemerintah dalam mengendalikan inflasi (kenaikan harga), menempuh beberapa cara baik melalui kebijakan moneter, kebijakan fiskal maupun kebijakan nonmoneter dan fiskal, yang semuanya bertujuan untuk dapat menstabilkan keadaan perekonomian di Indonesia secara umum.

a. Kebijakan Moneter
Untuk mengurangi laju inflasi pada suatu negara, pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan moneter, yaitu berupa kebijakan yang berkaitan dengan pengaturan peredaran uang agar dapat menjamin kestabilan nilai uang. Tujuan pemerintah melakukan kebijakan moneter antara lain sebagai berikut.

Menyelenggarakan dan mengatur peredaran uang.
Menjaga dan memelihara kestabilan nilai uang rupiah, baik untuk dalam negeri maupun lalu lintas pembayaran luar negeri.
Memperluas, memperlancar, dan mengatur lalu lintas pembayaran uang giral.
Mencegah terjadinya inflasi.
Kebijakan moneter untuk mengendalikan jumlah uang yang beredar dalam masyarakat dalam rangka mengatasi inflasi antara lain sebagai berikut.

1) Politik diskonto (discount policy)
Bank sentral dapat menjalankan pengaruhnya atas jumlah uang yang beredar dengan jalan menaikkan atau menurunkan suku bunga (diskonto). Dengan menaikkan suku bunga, maka dapat mengurangi jumlah uang beredar. Sebaliknya jika suku bunga turun dapat menambah jumlah uang yang beredar. Jadi, politik diskonto adalah kebijakan bank yang berhubungan dengan perubahan tingkat suku bunga.

Bank sentral memegang
peranan dalam perubahan tingkat suku
bunga bank.

2) Politik pasar terbuka (open market policy)
Dengan politik pasar terbuka bank sentral secara aktif akan membeli atau menjual surat berharga dengan tingkat suku bunga tertentu. Jika bank sentral membeli surat berharga, maka akan memberi pengaruh untuk menambah jumlah peredaran uang. Sebaliknya jika bank sentral menjualnya, maka uang banyak yang ditarik dari peredaran.

Jadi, politik pasar terbuka adalah kebijakan yang berhubungan dengan pembelian dan penjualan surat
berharga.

3) Politik pembatasan kredit (plafon credit policy)
Dengan politik ini kredit yang akan diberikan kepada masyarakat dilakukan pemilihan atau seleksi dan menentukan mana yang sangat memerlukan. Kredit yang diberikan lebih dahulu ditentukan pembatasan banyaknya kredit (kuantitas) dan sifat kredit (kualitas), sehingga dapat memengaruhi peredaran jumlah uang di masyarakat.

Jadi, politik pembatasan kredit adalah membatasi pemberian pinjaman atau kredit kepada masyarakat.

4) Politik uang ketat (tight money policy) artinya kebijakan untuk mengurangi banyaknya jumlah uang yang beredar.

5) Politik cadangan kas (cash ratio policy)
Bank sentral dapat menentukan jumlah cadangan kas minimum yang harus ada di bank-bank umum, dengan tujuan agar kredit yang diberikan kepada masyarakat dapat dikendalikan, sehingga dapat memengaruhi jumlah uang beredar.

Jadi, politik cadangan kas adalah kebijakan yang berhubungan dengan perbandingan antara kas dengan kredit yang diberikan kepada masyarakat.

b. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal dilakukan pemerintah untuk mengatur pendapatan dan pengeluaran negara. Kebijakan fiskal yang ditempuh untuk mengatasi inflasi di antaranya sebagai berikut.
1) Mengurangi pengeluaran negara.
2) Penghematan pengeluaran pemerintah (disesuaikan dengan rencana).
3) Pengurangan utang luar negeri.
4) Menaikkan atau mengefektifkan pajak.

c. Kebijakan Nonmoneter dan Nonfiskal
Kebijakan nonmoneter dan nonfiskal artinya kebijakan untuk mengatasi inflasi dengan tidak memengaruhi jumlah uang yang beredar maupun pendapatan dan pengeluaran negara.

Bentuk kebijakan tersebut di antaranya sebagai berikut.
1) Peningkatan produksi dan peningkatan jumlah barang di pasaran.
2) Kebijakan upah dengan menaikkan upah riil yang sudah memperhitungkan inflasi.
3) Pengendalian dan pengawasan harga, misalnya pemerintah menetapkan kebijakan harga maksimum.

6. Dampak Inflasi
Secara garis besar dampak inflasi terhadap perekonomian antara lain sebagai berikut.
a. Terhambatnya pertumbuhan ekonomi negara, karena berkurangnya investasi dan berkurangnya minat menabung.

b. Masyarakat yang berpenghasilan rendah tidak dapat menjangkau harga barang, karena harga barang mengalami kenaikan.

c. Jika terdapat kebijakan untuk mengurangi inflasi, maka akan terjadi pengangguran, karena pemerintah berusaha untuk menekan harga.

d. Masyarakat akan cenderung untuk menyimpan barang daripada menyimpan uang.

e. Nilai mata uang turun, karena adanya kenaikan harga barang.

Wawasan Ekonomi
Inflasi mengganggu kehidupan ekonomi masyarakat karena inflasi menurunkan daya beli menghambat orang untuk menolong, dan menghambat perkembangan sektor swasta dibanding sektor pemerintah.


Inflasi juga memengaruhi masyarakat, baik yang berpenghasilan tetap atau tidak tetap. Adapun dampak inflasi terhadap penghasilan masyarakat adalah sebagai berikut.

a. Dalam masa inflasi, nilai harta tetap mengalami kenaikan harga melebihi kenaikan inflasi. Pendapatan riil penduduk berpenghasilan tidak tetap mengalami penurunan atau merosot. Dengan demikian inflasi akan memperlebar kesenjangan distribusi pendapatan di antara anggota masyarakat.

b. Inflasi merugikan masyarakat yang berpendapatan tetap, karena upah/gaji yang diperoleh tidak dapat mengikuti/menyesuaikan kenaikan harga, sehingga semakin berat dirasakan oleh masyarakat.

c. Inflasi menyebabkan orang-orang enggan untuk menabung dan mendorong untuk mencari pinjaman dalam rangka menyesuaikan pendapatan. Hal ini akan menghambat perkembangan dunia usaha.

7. Deflasi
Deflasi merupakan suatu keadaan di mana tingkat harga secara umum mengalami penurunan. Deflasi dapat terjadi oleh karena keadaan harga barang mengalami kenaikan dan penurunan, di mana dari hasil penghitungan dapat diketahui bahwa sebagian besar barang mengalami penurunan harga sedangkan sebagian yang lain mengalami kenaikan. Deflasi akan sangat menguntungkan bagi konsumen, karena harga barang yang akan dibeli menjadi murah, sehingga dapat terjangkau oleh konsumen yang berpendapatan tetap dan kecil.

Wawasan Ekonomi
Deflasi dapat pula terjadi karena masyarakat lebih suka menyimpan kekayaan dalam bentuk uang daripada barang.



Sumber:

Pasar Output dan Pasar Input

A. Pasar Output

1. Pengertian Pasar Output
Pasar output adalah pasar tempat barang/ jasa diper-dagangkan. Pasar output atau yang biasa disebut pasar saja merupakan tempat bertemunya permintaan dan penawaran sehingga bisa berinteraksi untuk membentuk harga keseimbangan.

2. Struktur pasar
Struktur pasar adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tingkah laku dan kinerja perusahaan dalam pasar. Faktor-faktor tersebut adalah
- Jumlah perusahaan yang berada di pasar
- Skala produksi
- Banyaknya pembeli
- Biaya memasuki pasar
- Informasi mengenai keadan pasar
- Mudah tidaknya memasuki pasar

3. Jenis-jenis Struktur Pasar
Jenis struktur pasar dibagi menjadi tiga jenis:

a. Pasar Persaingan Sempurna
Pasar persaingan sempurna merupakan bentuk sempurna sebuah pasar. Ciri-cirinya:
-Pembeli dan penjual sangat banyak.
-Perusahaan menjual produk yang standar atau memiliki tingkat homogenistas yang sangat tinggi.
-Penjual dan pembeli memperoleh informasi yang sempurna mengenai kondisi pasar.
-Perusahaan dan sumber daya produksi bebas bergerak.
-Perusahaan dapat keluar dari pasar atau masuk ke pasar dengan sangat mudah.

b. Monopoli
Pasar monopoli adalah pasar yang terdiri dari satu penjual yang melayani permintaan yang sangat banyak dan produk yang dijual tersebut tidak memiliki subsidi. Sebab-sebab terjadinya monopoli:
-Monopoli sumber daya
-Monopoli Ciptaan Pemeritah
-Monopoli Alamiah

c. Oligopoli (Duopoli)
Pasar oligopoli adalah struktur pasar di mana terdapat sedikit perusahaan saja yang menjual produk-produknya yang identik satu sama lain. Bentuk paling sederhana dari oligopoli adalah duooli, yaitu hanya ada dua perusahaan yang berada di pasar guna melayani permintaan konsumen. Dalam pasar oligopoli perusahaan dapat menentukan sendiri harga produknya. Pasar oligopoli ditandai oleh beberapa produsen yang menguasai pasar. Dalam pasar oligopoli terdapat ketergantungan terhadap perusahaan lain. Artinya tindakan suatu perusahaan dalam pasar oligopoli haruslah memperhatikan tindakan yang diambil oleh pesaing. Terdapat beberapa model dalam pasar oligopoli. Yang pertama yaitu kolusi, pengertiannya adalah persetujuan antarperusahaan dalam industri untuk membagi-bagi pasar dan menetapkan harga. Kedua kepemimpinan harga, merupakan bentukkolusi informal (tidak resmi) atau diam-diam yang terjadi pada ndustri yang memiliki kepemimpinan harga.

d. Pasar Persaingan Monopolistik
Pasar persaingan monopolisik merupakan pasar yang nyata nyata terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Pasar persaingan monopolistik adalah pasar yang mengambil sebagian lagi ciri pasar persaingan sempurna. Pasar monopolistik merupakan suatu struktur pasar di mana terdapat banyak perusahaan yang menjual produk produk sejenis, tetapi bervariasi berdasarkan merek.


B. Pasar Input
Pasar Input adalah pasar yang tempagt berinteraksinya permintaan dan penawaran input atau sumber daya produksi. Sumber daya produksi tersebut meliputi:

1. Tanah
Tanah merupakan input yang sangat penting dalam berproduksi. Segala sesuatu yang akan diproduksi membutuhkan tanah. Dalam memakai tanah terdapat balas jasa yang harus dibayar atas pemakaian tanah tersebut, hal ini disebut juga rente tanah atau sewa tanah yaitu harga atau balas jasa yang harus dibayar untuk enggunaan tanah atau sumber daya alam lainnya yang jumlah penawarannya tetap tidak bertambah.

2. Pasar Tenaga Kerja
Pasar tenaga kerja adalah pasar yang mempertemukan permintaan dan penawaran tenaga kerja sehingga bisa dicapai harga keseimbangan tenaga kerja atau biasa disebut upah.

a. Sisi Penawaran Tenaga Kerja
Penawaran tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang mau dan mampu melaksanakan pekerjaan tertentu dengan mendapat balas jasa. Ciri cirinya adalah sebagai berikut.
-Faktor tenaga kerja adalah manusia sehingga perlu diperlakukan layaknya manusia.
-Penawaran tenaga kerja bersifat inelastis.
-Penawaran tenaga kerja beraneka ragam.

b. Sisi Permintaan Tenaga Kerja
Permintaan terhadap tenaga kerja berasal dari dunia bisnis. Tenaga kerja tersebut diminta karena diperlukan. Artinya tenaga kerja diminta karena ada permintaan terhadap barangdan jasa. Dengan demikian permintaan terhadap tenaga kerja merupakan permintaan turunan dari permintaan terhadap barang dan jasa.

c. Keseimbangan Pasar Tenaga Kerja
Pertemuan antara permintaan dan penawaran tenagakerja terjadi di pasar tenaga kerja. Selintas pertemuan permintaan tenaga kerja dengan penawaraban tenaga kerja akan mudah terjadi. Bahkan, pasar tenaga kerja tersebut tidak betbeda dengan pasar pasar lainnya. Pasar tenaga kerja sanga tidak sempurna sehingga tidak bisa dengan mudah mempertemukan permintaan dengan penawaran tenaga kerja.

3. Modal
Sumber daya modal adalah barang-barang (sarana) yang dapa digunakan untuk menghasilkan barang lain.

a. Permintaan Modal
Permintaan modal biasanya berasal dari dunia usaha. Dunia usaha memerlukan modal untuk membangun. Permintaan modal juga biasanya dari individu.

b. Penawaran Modal
Penawaran modal biasanya berasal dari beberapa pihak. Perbankan merupakan salah satu pihak yang menawarkan modal kepada masyarakat, selain itu ada juga asuransi dan perorangan dengan balasan berupa bunga.

4. Keahlian Pengusaha
Pengusaha adalahrang yang menjalankan usaha jual-beli atau memproduksi barang/jasa dengan tujuan mencari laba. Laba yang diperoleh pengusaha disebut laba normal atau laba imbalan yang diterima pengusaha agar ia tetap tetap mau berusaha dibidang tertentu atau biasa disebut biaya implisit dan laba ekonomis, yaitu jumlah lebih dari harga normal.



Sumber:

Kreativitas dalam Tindakan Ekonomi

1. Pengertian Kreativitas dan Inovatif
Ekonomi yaitu cara manusia mempertahankan kelangsungan hidup. Dalam hal ini manusia dihadapkan pada permasalahan di antaranya:
berbagai kebutuhan,
cara memenuhi kebutuhan dengan berbagai kegiatan ekonomi,
laju pertumbuhan penduduk, dan
kelangkaan sumber daya sebagai alat pemenuhan kebutuhan.

Dengan permasalahan-permasalahan tersebut, manusia harus melakukan tindakan-tindakan yang kreatif dan inovatif untuk dapat mengatasi masalah yang menjadi hambatan-hambatan dalam memenuhi kebutuhan dan kelangsungan hidup. Dalam hal ini, manusia harus menggunakan akal dan pikiran.

Jika kita perhatikan dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat sebenarnya merupakan manusia pemikir. Manusia selalu bertanya pada dirinya sendiri dan mencoba merealisasikan pertanyaan tersebut. Pertanyaan-pertanyaan tersebut di antaranya:
Dapatkah saya memenuhi kebutuhan?
Bagaimana caranya supaya dapat memenuhi kebutuhan?
Apa yang harus saya kerjakan?
Bagaimana supaya benda itu dapat dipergunakan secara tepat dan efektif?

Contoh-contoh bahwa manusia sejak lahir dan selama hidupnya selalu kreatif dan melakukan inovasi di antaranya:
Bayi yang lapar atau sakit secara naluri sudah memiliki kemampuan berpikir (kreatif) dengan cara menangis sehingga orang di sekitarnya (terutama ibunya) akan mengetahui bahwa bayi itu membutuhkan minum, makanan, atau merasakan sakit. Seorang ibu yang kreatif langsung memberi makan, minum, dan obat tanpa ada suruhan.
Seorang balita melihat benda yang menarik di atas meja. Ia kemudian mencoba mengambilnya dengan terlebih dulu naik ke atas kursi. Hal ini memperlihatkan bahwa balita ini memiliki sifat kreatif.
Seorang ibu rumah tangga akan memikirkan cara menghidangkan makanan yang tidak akan membosankan. Misalnya, makanan yang terbuat dari jagung tidak mungkin setiap hari jagung itu direbus, si ibu akan mengubah rasa dan bentuk jagung itu dengan memberi bumbu dan melumatkannya kemudian menggorengnya jadilah bakwan jagung atau bisa juga dibuat kue. Perilaku ibu itu kreatif dan inovatif karena melakukan pembaharuan.
Menciptakan peralatan dengan bahan baku yang mudah tersedia sehingga benda itu akan lebih berguna. Misalnya, peralatan yang dibuat dengan bahan baku alas bambu dan beraneka bentuk sehingga menjadi komoditas ekspor yang merupakan sumber devisa negara dan dapat meningkatkan tingkat kemakmuran.

Manusia sejak kecil sudah
memiliki kreativitas

Teknologi yang berguna bagi masyarakat:

Mesin bubut pada tahun 1800 diciptakan oleh Hendri Maudslay (Inggris);
Telepon pada tahun 1876 oleh Alexander Graham Bell (Skotlandia);
Kamera kodak pada tahun 1888 oleh George Eastman (Amerika);
Mesin cuci pada tahun 1858 oleh hamilton smith (Amerika);
Korek api pada tahun 1844 oleh Gustave Pasch (Swedia);
Komputer elektrik pada tahun 1946 oleh J. Prespeh Eckert dan John W. Manchly (Amerika).

2. Proses Kreativitas Dan Proses Inovasi
a. Proses Kreativitas
Coba perhatikan sekitar lingkungan kita oleh kalian, semua tingkah laku manusia dari balita, anak-anak, hingga orang dewasa sebenarnya secara tidak disadari sudah kreatif, artinya memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang menurut anggapannya sangat bermanfaat dan dapat memperoleh kepuasan. Misalnya Dani seorang siswa yang ingin memperoleh prestasi yang memuaskan, tentu saja Dani akan belajar dengan rajin dengan tidak mengenal lelah. Lalu bagaimana apabila kamu lapar? Perhatikan pula anak balita yang badannya masih pendek bagaimana caranya mendapatkan makanan yang berada di atas meja yang tinggi?

Kreativitas seseorang akan berkembang melalui proses atau perjalanan waktu yang lama dan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti
pengaruh lingkungan;
pengaruh lingkungan masyarakat;
belajar;
pengalaman;
pergaulan;
informasi dan komunikasi;
adanya permasalahan-permasalahan yang memerlukan pemikiran-pemikiran atau pemecahan masalah.

Sejalan dengan perkembangan pengetahuan, dalam proses pemecahan masalah, lahirlah istilah-istilah baru seperti berikut ini:
Berpikir vertikal, artinya kemampuan berpikir yang sangat lambat.
Berpikir lateral, artinya kemampuan berpikir setelah melihat berbagai pengalaman baik pengalaman orang lain maupun diri sendiri.
Berpikir kritis, artinya berlatih mengevaluasi secara cermat sehingga mampu atau berani mengambil sikap kontra terhadap pendapat orang lain dengan memberikan solusinya.
Berpikir analitis, artinya memiliki kemampuan untuk melakukan inovasi atau pembaharuan dengan mengadakan penelitian terlebih dahulu supaya memperoleh hasil yang baik.
Berpikir strategi, artinya mampu melakukan kegiatan untuk memperoleh keuntungan.
Berpikir tentang hasil, artinya mampu mengevaluasi apa yang sudah di hasilkan dan berani melakukan perubahan apabila hasilnya tidak memuaskan.
Berpikir kreatif, artinya memiliki kemampuan untuk menciptakan hal-hal yang baru berdasarkan faktor-faktor yang nyata di lingkungan/lapangan untuk mencapai tujuan.

Penyelesaian masalah yang kreatif berjalan melalui tahaptahap khusus sebagai berikut:
Persiapan adalah membuat rencana atau rancangan untuk melaksanakan suatu kegiatan dalam mencapai tujuan
Inkubasi adalah melakukan kegiatan penelitian suatu permasalahan agar memperoleh hasil yang memuaskan
Iluminasi adalah gagasan-gagasan atau ide-ide hasil dari inkubasi itu akan bermunculan.
Verifikasi adalah mengadakan peninjauan kembali pemecahan masalah itu benar-benar bisa diatasi atau tidak.
Aplikasi adalah langkah-langkah untuk menindaklanjuti solusi (pemecahan masalah).

b. Ciri-ciri Orang Kreatif
Aktif (giat).
Progresif artinya selalu berhaluan ke arah kemajuan atau perubahan.
Intuitif artinya kemampuan mengetahui dan memahami sesuatu yang dipikirkan atau dipelajari berdasarkan bisikan hati.
Memiliki disiplin yang kuat.
Selalu mempunyai rasa ingin tahu.
Selalu ada keinginan melakukan percobaan.
Energik.
Berani menanggung risiko artinya siap untuk mengalami kegagalan.
Mau berusaha misalnya belajar, bertanya.
Percaya diri dan memiliki kemandirian.
Berani menghadapi tantangan.

Kreatif dalam membuat bekal makan siang anak.

c. Proses Inovasi
Proses inovasi berhubungan erat dengan penemuan baru dalam teknologi. Suatu penemuan biasanya merupakan proses sosial yang panjang dan melalui dua tahap khusus yaitu:
Discovery artinya penemuan suatu unsur kebudayaan yang baru, baik berupa alat baru, suatu ide baru yang diciptakan oleh seorang individu, atau suatu rangkaian dari beberapa individu dalam masyarakat yang bersangkutan.
Invention artinya perbaikan atau penyempurnaan terhadap suatu hasil, penemuan baru atau gagasan yang dilakukan oleh beberapa orang sampai penemuan baru itu bisa diterapkan atau dipergunakan oleh masyarakat.

Salah satu kegiatan inovatif remaja dalam dalam pelestarian lingkungan agar terbebas
asap rokok.

d. Jenis-jenis Inovasi
Robertson mengklasifikasi inovasi berdasarkan dampak inovasi atas perilaku pada struktur sosial yang digunakan dalam pemasaran. Klasifikasi atau jenis-jenis inovasi itu adalah:

1) Inovasi terus menerus modifikasi dari produk yang sudah ada. Contoh:
Sabun cuci diberi nama Rinso kemudian produk barunya disebut Rinso Anti Noda, Rinso Excel Inovasi Baru dengan Quick Wash.
Teknologi komputer, pertama kali muncul diberi nama 486 kemudian komputer pentium 1, pentium 2, pentium 3, dan pentium 4. Inovasi terus menerus ini biasanya membingungkan pola perilaku yang sudah mapan.
2) Inovasi terus menerus secara dinamis yaitu produk baru atau perubahan produk yang sudah ada, tetapi pada umumnya tidak mengubah pola yang sudah mapan dari kebiasaan belanja pelanggan dan pemakai produk. Contoh: makanan alami, kemasan alat kosmetik dengan tujuan untuk lebih menarik konsumen.
3) Inovasi terputus yaitu penciptaan dan pengenalan produk yang benar-benar baru dan tidak dan kaitannya dengan produk lama. Contoh: lemari es, komputer, video kaset, dan laser disk.

e. Kreatif dan Inovatif dalam Kehidupan Berekonomi
Kreatif dan inovasi sangat dibutuhkan di bidang ekonomi dengan tujuan untuk meningkatkan perbaikan dan kemajuan dengan jauh memandang ke masa depan baik untuk diri sendiri, masyarakat, bangsa, maupun negara. Tanpa kreativitas dan inovasi tidak mungkin mempertahankan kelangsungan hidup.

Beberapa kreativitas dan inovasi dalam kehidupan berekonomi:

1) Produsen dan distributor sebaiknya mempelajari atau mencari informasi perilaku konsumen dengan tujuan untuk mengetahui:
Cara pandang konsumen dalam menentukan pilihan dalam memenuhi kebutuhan;
Besarnya kebutuhan yang diperlukan oleh para konsumen;
Perilaku konsumen dalam berbelanja;
Produk dengan kualitas tertentu yang disesuaikan dengan kemampuan daya beli masyarakat;
Memiliki kualitas dan bentuk tersendiri.
2) Konsumen dalam memberi atau menggunakan barang sebaiknya:
memutuskan barang yang akan dibeli dari luar atau membuat sendiri;
membeli barang secara spesifikasi dan tepat guna serta menentukan pilihan alat kebutuhan baik harga maupun kualitas;
memanfaatkan sumber daya sebagai alat pemuas kebutuhan secara maksimal dengan berbagai alternatif;
menentukan waktu yang tepat untuk membeli atau memperoleh barang;
mendeskripsikan persediaan pasar di masa depan. Setelah membaca dan menyimak uraian dan penjelasan tentang kreativitas dan inovasi, mulailah belajar berkarya, berkreativitas, dan berinovasi yang bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain atau masyarakat.



Sumber:

Kegiatan Ekonomi

A. Pengelompokan Kegiatan Ekonomi Masyarakat

Setiap kegiatan yang dilakukan manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya, dinamakan kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi masyarakat dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu: produksi, distribusi dan konsumsi. 

1. Produksi
Produksi adalah kegiatan menciptakan atau menambah nilai guna suatu
barang/jasa.

Pelaku kegiatan produksi disebut produsen.
Contoh:
a. Kapas diolah menjadi benang, benang menjadi kain.
b. Ban mobil bekas dijadikan sandal atau pot bunga.

2. Distribusi
Distribusi adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk menyalurkan barang dan/atau jasa dari produsen ke konsumen. Pelakunya disebut distributor. 

Ada tiga jenis saluran distribusi, yaitu:
a. Saluran distribusi langsung
Produsen --> Konsumen
Contoh: petani sayur menjual sayuran di pasar.

b. Saluran distribusi semi langsung
Produsen --> Perantara --> Konsumen
Contoh: Penerbit buku menjual bukunya melalui sales.

c. Saluran distribusi tidak langsung
Produsen --> Pedagang Besar --> Pedagang Kecil --> Pedagang Eceran --> Konsumen.
Contoh: Pabrik televisi menjual televisi kepada konsumen melalui pedagang barang elektronik yang mengambil/membeli dari agen atau perwakilan dagang pabrik televisi tersebut.

3. Konsumsi
Konsumsi ialah kegiatan untuk mengurangi atau menghabiskan nilai guna suatu barang/jasa. Pelaku kegiatan konsumsi dinamakan konsumen.
Contoh:
a. Menghabiskan nilai guna, seperti makan dan minum.
b. Mengurangi nilai guna, seperti memakai pakaian.

Ketiga kegiatan ekonomi masyarakat di atas bukan merupakan kegiatan yang terpisah-pisah. Artinya masing-masing saling ketergantungan dan saling membutuhkan. Bisakah Anda memberikan alasannya? Sudah pasti Anda akan menjawab: Konsumen tidak bisa melakukan konsumsi bila barang yang dibutuhkannya tidak didistribusikan distributor. Sebaliknya distributor tidak bisa menyalurkan barang/jasa bila produsen tidak memproduksi barang/jasa.

Dan produsen tidak akan memproduksi barang/jasa bila konsumen tidak mau menggunakannya.
Contoh nyata, kita tidak mungkin bisa memakai sepatu bila tidak ada perusahaan yang memproduksinya dan tidak ada pedagang yang menjualnya. Sebaliknya perusahaan tidak akan memproduksi sepatu bila tidak ada konsumen yang akan menggunakannya. Begitupun pedagang yang bertindak sebagai distributor tidak akan bisa menjual sepatu bila tidak ada produsen/perusahaan sepatu atau tidak ada konsumennya.
Pada hakikatnya setiap manusia adalah konsumen, karena setiap manusia mempunyai kebutuhan dan hasrat memenuhi kebutuhan. Dengan demikian, jumlah penduduk yang besar merupakan gambaran adanya sisi permintaan potensial terhadap barang dan jasa pemuas kebutuhan. Oleh karena itu, di negara yang berpenduduk padat akan tumbuh dan berkembang berbagai bentuk kegiatan ekonomi, mulai produksi, distribusi sampai konsumsi.
Apabila kegiatan ekonomi yang berlaku di masyarakat telah dipahami, selanjutnya dibahas kegiatan ekonomi dalam lingkup perekonomian negara. Kegiatan ekonomi biasanya diperankan oleh pelaku ekonomi berdasarkan jenis rumah tangga.
Adapun pelaku kegiatan ekonomi yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. rumah tangga produsen;
2. rumah tangga konsumen;
3. rumah tangga pemerintah; dan
4. rumah tangga luar negeri.
Untuk lebih jelasnya, marilah perhatikan uraian mengenai peranan pelaku ekonomi di bawah ini.

1. Rumah Tangga Produsen
Rumah Tangga Produsen (RTP) merupakan salah satu pelaku ekonomi yang sangat dibutuhkan masyarakat, karena RTP berfungsi dan berperan memproduksi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga konsumen, pemerintah dan luar negeri. Dalam melakukan proses produksi, RTP memerlukan faktor produksi sebagai bahan/alat untuk menghasilkan barang dan jasa.

Faktor produksi tersebut terdiri dari:
a. Sumber daya alam
Sumber daya alam, seperti tanah dan hasil-hasil dari tanah. Tanah merupakan tempat dilakukannya usaha. Bahan baku produksi pun berasal dari tanah.

b. Sumber daya manusia
Seperti halnya tanah, manusia merupakan faktor produksi asli. Manusia berperan sebagai tenaga kerja dalam berbagai tingkatan. Mulai dari pimpinan puncak sampai tenaga pesuruh, manusia sangat menentukan baik-buruknya hasil produksi.

c. Sumber daya modal
Modal dengan berbagai bentuk dan sumbernya, juga menentukan keberhasilan suatu produksi. Mesin-mesin dan uang yang diperoleh dari pemilik atau pinjaman dan hibah pihak lain, sangat berguna untuk menghasilkan barang/jasa.

d. Kewirausahaan (skill)
Kewirausahaan atau keahlian dalam mengelola usaha sangat erat dengan penggunaan faktor-faktor produksi lainnya. Jiwa wirausaha dan keahlian dalam mengelola usaha yang dimiliki setiap individu dalam proses produksi sangat menunjang keberhasilan dalam menghasilkan barang dalam segi kuantitas dan kualitas.

Di samping faktor-faktor produksi di atas, teknologi dan sistem produksi yang digunakan pun akan menentukan kuantitas dan kualitas barang.

Rumah Tangga Produsen (RTP) disebut juga Rumah Tangga Perusahaan atau cukup disebut perusahaan. Rumah tangga ini melakukan kegiatankegiatan pokok sebagai berikut: 

1) memproduksi barang dan jasa;
2) mempergunakan faktor-faktor produksi dan memberikan imbalan jasa berupa sewa, upah, bunga modal dan laba/dividen kepada pemilik faktor produksi;
3) membeli barang-barang modal dari dalam dan luar negeri;
4) membayar pajak kepada pemerintah; dan
5) menjual barang/jasa kepada rumah tangga lain.

2. Rumah Tangga Konsumen
Rumah Tangga Konsumen (RTK) atau biasa disebut rumah tangga merupakan sebuah keluarga yang terdiri dari suami, isteri dan anak serta anggota keluarga lainnya, yang setiap hari melakukan kegiatan ekonomi guna memenuhi kebutuhan keluarga.
Pada dasarnya kita adalah konsumen yang setiap hari mulai dari bangun tidur sampai dengan tidur lagi bahkan ketika sedang tidur pun melakukan kegiatan konsumsi. Makan, mandi, berpakaian, berkerja, dan semua aktivitas kita pada dasarnya adalah konsumsi.
Bisakah Anda jelaskan apa sebabnya makan, minum, berpakaian, bekerja dan aktivitas lain pada dasarnya adalah konsumsi? Pasti Anda akan menjawab, tentu bisa. Sebab makan, minum, berpakaian, bekerja, tidur, mandi dan kegiatan lainnya yang kita lakukan adalah dalam rangka menggunakan barang/jasa baik dengan menghabiskan sekaligus atau mengurangi nilai gunanya.

Rumah tangga konsumen atau rumah tangga menjalankan peranan sebagai berikut:
a. menyediakan faktor-faktor produksi (alam, tenaga kerja, modal dan skill) dan menjualnya kepada Rumah Tangga Produksi;
b. menerima penghasilan dari produsen sebagai balas jasa penjualan faktor produksi berupa sewa, upah, bunga modal dan laba;
c. membelanjakan penghasilan untuk membeli barang/jasa yang dihasilkan produsen;
d. membeli/meminta barang-barang impor; dan
e. membayar pajak kepada pemerintah.

3. Rumah Tangga Pemerintah
Pasal 33 UUD 1945 ayat (2) berbunyi:
“Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara”.
Berdasarkan isi pasal tersebut, berarti di negara kita, selain swasta, pemerintah pun boleh melakukan kegiatan ekonomi, terutama pada bidangbidang yang penting bagi kehidupan masyarakat banyak, seperti listrik, air, telekomunikasi dan pertambangan.
Pelaksanaan dari pasal di atas, maka keluarlah Instruksi Presiden No. 7 tahun 1967 yang membagi perusahaan negara menjadi tiga bentuk, yaitu:
a. perusahaan jawatan (Perjan);
b. perusahaan umum (Perum); dan
c. perusahaan perseroan (Persero).

Peranan rumah tangga pemerintah sebagai salah satu pelaku kegiatan ekonomi sangat besar pengaruhnya terhadap kemajuan perekonomian masyarakat suatu negara. Rumah tangga pemerintah mempunyai fungsi sebagai pengatur pembangunan perekonomian. Tujuan yang hendak dicapai dalam pembangunan ialah:
a. meningkatkan kesempatan kerja;
b. mengendalikan tingkat inflasi;
c. menstabilkan neraca pembayaran luar negeri;
d. meningkatkan pertumbuhan ekonomi; dan
e. menciptakan masyarakat adil dan makmur.

Apabila diklasifikasikan, peranan rumah tangga pemerintah terdiri dari:
a. menciptakan investasi-investasi umum, seperti penyediaan sarana jalan raya dan jembatan;
b. mendirikan perusahaan-perusahaan negara sebagai penyetabil kegiatan perekonomian;
c. menarik pajak langsung dan tidak langsung;
d. membelanjakan penerimaan negara untuk membeli barang-barang kebutuhan pemerintah;
e. menyewa tenaga kerja; dan
f. melakukan kebijakan moneter.

Apa yang dilaksanakan rumah tangga pemerintah, pada dasarnya dalam rangka mencapai tujuan nasional seperti nampak dalam pembukaan Undang- Undang Dasar 1945. Adapun tujuan nasional tersebut terdiri dari:
a. melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia,
b. memajukan kesejahteraan umum,
c. mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
d. ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Tujuan nasional di atas, berusaha untuk dicapai melalui pembangunan nasional. Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan yang meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Pembangunan nasional adalah pembangunan dari, oleh dan untuk masyarakat dan sasarannya meliputi seluruh bidang kehidupan, seperti ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan sebagainya. Pembangunan nasional bertujuan mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu dan berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan aman, tenteram, tertib dan dinamis dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.

Untuk memberikan arah dalam usaha mewujudkan cita-cita bangsa tersebut, Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) telah menetapkan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN). GBHN 1999 - 2004 yang menjadi landasan pembangunan dewasa ini mencatat adanya 5 (lima) masalah utama yang telah ditimbulkan oleh kebijakan pembangunan selama Orde Baru, yaitu: munculnya gejala disintegrasi bangsa dan merebaknya konflik sosial, lemahnya penegakan hukum dan hak asasi manusia, lambatnya pemulihan ekonomi, rendahnya kesejahteraan rakyat dan ketahanan budaya nasional, serta kurang berkembangnya kapasitas pembangunan daerah dan masyarakat.
Berdasarkan permasalahan tersebut, sesuai GBHN 1999 memuat konsepsi penyelenggaraan negara ke dalam Program Pembangunan Nasional (PROPENAS) yang ditetapkan oleh Presiden bersama DPR. Selanjutnya, PROPENAS dijabarkan ke dalam Rencana Pembangunan Tahun (REPETA) yang memuat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang ditetapkan oleh Presidan bersama DPR.

3. Rumah Tangga Luar Negeri
Dalam peradaban yang semakin mengglobal, setiap negara tidak mungkin dapat memenuhi kebutuhannya hanya dengan kemampuannya sendiri. Setiap negara membutuhkan negara lain. Oleh karena itu, kegiatan ekonomi suatu negara perlu melibatkan kegiatan ekonomi negara lain. Keterlibatan perekonomian negara lain bertujuan untuk mencapai sasaran pembangunan dan pertumbuhan ekonomi sehingga suatu negara akan melakukan kerjasama dengan negara lain, baik di dalam satu kawasan maupun di kawasan internasional.
Hubungan kerjasama dengan luar negeri dalam bidang ekonomi dapat berupa:
a. Perdagangan (Ekspor dan Impor).
b. Kerjasama Regional (satu kawasan) seperti:
- ASEAN (Association of South East Asian Nation) atau Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara.
- AFTA (Asean Free Trade Area) atau Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN.
- Proyek SIJORI (Singapura, Johor dan Riau).
- EEC (Europe Economy Community) atau Masyarakat Ekonomi Eropa.
c. Kerjasama Multilateral (dari berbagai kawasan), seperti IMF (International Monetary Fund = Dana Moneter Internasional), World Bank (Bank Dunia).
Bentuk-bentuk kerjasama antar negara selain ekspor dan impor, dapat juga berupa pertukaran tenaga kerja, kerjasama teknologi dan pertukaran tenaga ahli.
Secara singkat dapat dikemukakan bahwa kegiatan yang dilakukan rumah tangga masyarakat luar negeri adalah:
a. penyedia atau penjual barang-barang impor;
b. pembeli barang-barang hasil produksi dalam negeri; dan
c. penyedia modal atau tenaga ahli.

Kesimpulan

Dari bahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa:
1. Kegiatan Ekonomi Masyarakat terdiri dari:
a. produksi
b. distribusi
c. konsumsi 

2. Pelaku Kegiatan Ekonomi terdiri dari:
a. rumah tangga produsen
b. rumah tangga konsumen
c. rumah tangga pemerintah
d. rumah tangga luar negeri.



Sumber:

Sejarah Sistem Ekonomi di Indonesia

Pemerintahan Orde Lama

Pada tanggal 17 agustus 1945, indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Namun demikian, tidak berarti Indonesia sudah bebas dari Belanda. Tetapi setelah akhirnya pemerintah Belanda mengakui secara resmi kemerdekaan Indonesia. Sampai tahun 1965, Indonesia gejolak politik di daalam negeri dan beberapa pemberontakan di sejumlah daerah. Akibatnya, selama pemerintahan orde lama, keadaan perekonomian Indonesia sangat buruk. Seperti pertumbuhan ekonomi yang menurun sejak tahun 1958 dan defisit anggaran pendapatan dan belanja pemerintahan terus membesar dari tahun ke tahun.

Dapat disimpulkan bahwa buruknya perekonomian Indonesia selama pemerintahan Orde Lama terutama disebabkan oleh hancurnya infrastruktur ekonomi, fisik, maupun nonfisik selama pendudukan jepang. Dilihat dari aspek politiknya selama periode orde lama, dapat dikatakan Indonesia pernah mengalami sistem politik yang sangat demokratis yang menyebabkan kehancuran politik dan perekonomian nasional.

Pemerintahan Orde Baru

Maret 1966, Indonesia dalam era Orde Baru perhatian pemerintahan lebih ditujukan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat lewat pembangunan ekonomi dan sosial tanah air. Usaha pemerintah tersebut ditambah lagi dengan penyusunan rencana pembaangunan 5 tahun secara bertahap dengan target-target yang jelas sangat dihargai oleh negara-negara barat. Tujuan jangka panjang dari pembangunan ekonomi di Indonesia pada masa Orde Baru adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui suatu proses industrialisasi dalam skala besar. Perubahan ekonomi struktural juga sangat nyata selama masa Orde Baru dimana sektor industri manufaktur meningkat setiap tahun.

Dan kondisi utama yang harus dipenuhi terlebih dahulu agar suatu usaha membangun ekonomi dapat berjalan dengan baik, yaitu sebagai berikut: kemampuan politik yang kuat, stabilitas ekonomi dan politik, SDM yang lebih baik, sistem politik ekonomi terbuka yang berorientasi ke Barat, dan dan kondisi ekonomi dan politik dunia yang lebih baik. Keadaan ekonomi keuangan pada masa awal kemerdekaan amat buruk, antara lain disebabkan oleh: Inflasi yang sangat tinggi, disebabkan karena beredarnya lebih dari satu mata uang secara tidak terkendali. Pada waktu itu, untuk sementara waktu pemerintah RI menyatakan tiga mata uang yang berlaku di wilayah RI, yaitu mata uang De Javasche Bank, mata uang pemerintah Hindia Belanda, dan mata uang pendudukan Jepang. Masa Demokrasi Liberal (1950-1957)

a) Gunting Syarifuddin, yaitu pemotongan nilai uang (sanering) 20 Maret 1950, untuk mengurangi jumlah uang yang beredar agar tingkat harga turun.

b) Program Benteng (Kabinet Natsir), yaitu upaya menunbuhkan wiraswastawan pribumi dan mendorong importir nasional agar bisa bersaing dengan perusahaan impor asing dengan membatasi impor barang tertentu dan memberikan lisensi impornya hanya pada importir pribumi.

c) Nasionalisasi De Javasche Bank menjadi Bank Indonesia pada 15 Desember 1951 lewat UU no.24 th 1951 dengan fungsi sebagai bank sentral dan bank sirkulasi.

d) Sistem ekonomi Ali-Baba (kabinet Ali Sastroamijoyo I) yang diprakarsai Mr Iskak Cokrohadisuryo, yaitu penggalangan kerjasama antara pengusaha cina dan pengusaha pribumi.

Pemerintahan Transisi

Mei 1997, nilai tukar bath Thailand terhadap dolar AS mengalami suatu goncangan yang hebat, hingga akhirnya merembet ke Indonesia dan beberapa negara asia lainnya. Rupiah Indonesia mulai terasa goyang pada bulan juli 1997. Sekitar bulan September 1997, nilai tukar rupiah terus melemah, hingga pemerintah Orde Baru mengambil beberapa langkah konkret, antaranya menunda proyek-proyek dan membatasi anggaran belanja negara. Pada akhir Oktober 1997, lembaga keuangan internasional memberikan paket bantuan keuangaannya pada Indonesia.

Pemerintahan Reformasi

Awal pemerintahan reformasi yang dipimpin oleh Presiden Wahid, masyarakat umum menaruh pengharapan besar terhadap kemampuan Gusdur. Dalam hal ekonomi, perekonomian Indonesia mulai menunjukkan adanya perbaikan. Namun selama pemerintahan Gusdur, praktis tidak ada satupun masalah di dalam negeri yang dapat terselesaikan dengan baik. Selain itu hubungan pemerintah Indonesia di bawah pimpinan Gusdur dengan IMF juga tidak baik. Ketidakstabilan politik dan sosial yang tidak semakin surut selama pemerintahan Abdurrahman Wahid menaikkan tingkat country risk Indonesia.

Makin rumitnya persoalan ekonomi ditunjukkan oleh beberapa indikator ekonomi. Seperti pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang negatif dan rendahnya kepercayaan pelaku bisnis terhadap pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Pemerintahan Gotong Royong

Pemerintahan Megawati mewarisi kondisi perekonomian Indonesia yang jauh lebih buruk daripada masa pemerintahan Gusdur. Inflasi yang dihadapi Kabinet Gotong Royong pimpinan Megawati juga sangat berat. Rendahnya pertumbuhan ekonomi Indonesia pada masa pemerintahan Megawati disebabkan antara lain masih kurang berkembangnya investor swasta, baik dalam negeri mauoun swasta.

Melihat indikator lainnya, yakni nilai tukar rupiah, memang kondisi perekonomian Indonesia pada pemerintahan Megawati lebih baik. Namun tahun 1999 IHSG cenderung menurun, ini disebabkan kurang menariknya perekonomian Indonesia bagi investor, kedua disebabkanoleh tingginya suku bunga deposito.

Macam-macam sistem ekonomi:

Menurut dumairy : sistem ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antar manusia dengan seperangkat kelembagaan dalam ssuatu tatanan kehidupan. Menurut Sanusi : sistem ekonomi merupakan suatu organisasi terdiri dari sejumlah lembaga yang sling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.

Sistem ekonomi kapitalis adalah suatu sistem ekonomi dimana kekayaan yang produktif terutama dimiliki secara pribadi dan produksi terutama dilakukan untuk dijual.

Ciri-ciri Kapitalisme :

-Pengakuan yang luas atas hak-hak pribadi
-Pemilikan alat-alat produksi di tangan individu
-Inidividu bebas memilih pekerjaan/ usaha yang dipandang baik bagi dirinya.
-Perekonomian diatur oleh mekanisme pasar
-Pasar berfungsi memberikan “signal” kepda produsen dan konsumen dalam bentuk harga- harga.

-Campur tangan pemerintah diusahakan sekecil mungkin. “The Invisible Hand” yang mengatur perekonomian menjadi efisien.
-Motif yang menggerakkan perekonomian mencari laba
-Manusia dipandang sebagai mahluk homo-economicus, yang selalu mengejar kepentingann (keuntungan) sendiri.
-Paham individualisme didasarkan materialisme, warisan zaman Yunani Kuno (disebut hedonisme).

Kebaikan-kebaikan Kapitalisme :

- Lebih efisien dalam memanfaatkan sumber-sumber daya dan distribusi barang-barang.
- Kreativitas masyarakat menjadi tinggi karena adanya kebebasan melakukan segala hal yang terbaik dirinya.
- Pengawasan politik dan sosial minimal, karena tenaga waktu dan biaya yang diperlukan lebih kecil.

Kelemahan-kelemahan Kapitalisme :

- Tidak ada persaingan sempurna. Yang ada persaingan tidak sempurna dan persaingan monopolistik.
- Sistem harga gagal mengalokasikan sumber-sumber secara efisien, karena adanya faktor-faktor eksternalitas (tidak memperhitungkan yang menekan upah buruh dan lain-lain).

Kecenderungan Bisnis dalam Kapitalisme :
Perkembangan bisnis sangat dipengaruhi oleh sistem ekonomi yang berlaku. Kecenderungan bisnis dalam kapitalisme dewasa ini:

a) adanya spesialisasi
b) adanya produksi massa
c) adanya perusahaan berskala besar
d) adanya perkembangan penelitian

Sistem Ekonomi Sosialis adalah adanya berbagai distorasi dalam mekanisme pasar menyebabkan tidak mungkin bekerja secara efisien, dan bahwa sistem ini bukanlah sistem ekonomi yang tidak memandang penting peranan kapital.

Ciri-ciri dari Ekonomi Sosialis :

a) Lebih Mengutamakan Kebersamaan (Kolektivisme)
Artinya masyarakat dianggap sebagai satu-satunya kenyataan sosial, sebagai individu-individu fiksi belaka. Dan tidak adanya pengakuan atas hak-hak pribadi (individu) dalam sistem sosialis

b) Peran Pemerintah Sangat Kuat
Pemerintah bertindak aktif mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga tahap pengawasan. Alat-alat produksi dan kebijaksanaan ekonomi semuanya diatur oleh negara.

c) Sifat Manusia Ditentukan Oleh Pola Produksi
Artinya Pola produksi (aset dikuasai masyarakat) melahirkan kesadaran kolektivisme (masyarakat sosialis) dan Pola produksi (aset dikuasai individu) melahirkan kesadaran individualisme (masyarakat kapitalis)

Sistem Ekonomi Sosialis mempunyai kelemahan sebagai berikut :

1) Sulit melakukan transaksi
Tawar-menawar sangat sukar dilakukan oleh individu yang terpaksa mengorbankan kebebasan pribadinya dan hak terhadap harta milik pribadi hanya untuk mendapatkan makanan sebanyak dua kali. Jual beli sangat terbatas, demikian pula masalah harga juga ditentukan oleh pemerintah, oleh karena itu stabilitas perekonomian Negara sosialis lebih disebabkan tingkat harga ditentukan oleh Negara, bukan ditentukan oleh mekanisme pasar

2) Membatasi kebebasan
System tersebut menolak sepenuhnya sifat mementingkan diri sendiri, kewibawaan individu yang menghambatnyadalam memperoleh kebebasan berfikir serta bertindak, ini menunjukkan secara tidak langsung system ini terikat kepada system ekonomi dictator. Buruh dijadikan budak masyarakat yang memaksanya bekerja seperti mesin

3) Mengabaikan pendidikan moral
Dalam system ini semua kegiatan diambil alih untuk mencapai tujuan ekonomi, sementara pendidikan moral individu diabaikan. Dengan demikian, apabila pencapaian kepuasan kebendaan menjadi tujuan utama dan nlai-nilai moral tidak diperhatikan lagi

Adapun kebaikan-kebaikan dari Sistem Ekonomi Sosialis adalah :

1) Disediakannya kebutuhan pokok
Setiap warga Negara disediakan kebutuhan pokoknya, termasuk makanan dan minuman, pakaian, rumah, kemudahan fasilitas kesehatan, serta tempat dan lain-lain. Setiap individu mendapatkan pekerjaan dan orang yang lemah serta orang yang cacat fisik dan mental berada dalam pengawasan Negara.

2) Didasarkan perencanaan Negara
Semua pekerjaan dilaksanakan berdasarkan perencanaan Negara Yang sempurna, diantara produksi dengan penggunaannya. Dengan demikian masalah kelebihan dan kekurangan dalam produksi seperti yang berlaku dalam System Ekonomi Kapitalis tidak akan terjadi.

3) Produksi dikelola oleh Negara
Semua bentuk produksi dimiliki dan dikelola oleh Negara, sedangkan keuntungan yang diperoleh akan digunakan untuk kepentingan-kepentingan Negara.

Sistem ekonomi tradisional adalah sistem ekonomi di mana kegiatan ekonominya yang masih sangat sederhana

Ciri-ciri sistem ekonomi tradisional adalah
1) masyarakat hidup berkelompok secara kekeluargaan,
2) tanah merupakan sumber kehidupan,
3) belum mengenal adanya pembagian kerja,
4) pertukaran secara barter,
5) tingkat dan macam produksi sesuai kebutuhan.

Sistem ekonomi komando adalah sistem ekonomi yang seluruh kegiatan ekonominya diatur oleh pusat.

Ciri-ciri ekonomi komando adalah
1) semua sumber dan alat produksi dikuasai negara,
2) hak milik perorangan atas alat dan sumber produksi tidak ada,
3) kebijakan perekonomian sepenuhnya diatur pusat
4) Pembagian kerja diatur negara,
5) Masyarakat tidak dapat memilih jenis pekerjaan.

Sistem ekonomi pasar adalah sistem ekonomi yang sepenuhnya dilaksanakan oleh wisata, dan pemerintah hanya mengawasi jalannya perekonomian.

Ciri-ciri ekonomi pasar adalah
1) sumber dan alat produksi dikuasai oleh swasta,
2) rakyat diberi kebebasan mengatur sumber dan alat produksi
3) munculnya persaingan antarpengusaha
4) dalam masyarakat terdapat pembagian kelompok-kelompok, yaitu pemilik faktor produksi dan pekerja / buruh

Sistem ekonomi campuran adalah gabungan dari sistem ekonomi komando dan pasar, berikut ciri-ciri ekonomi pasar

1) Alat produksi yang vital dikuasai negara
2) Alat produksi yang kurang penting dikelola swasta
3) Perekonomian dilaksanakan bersama antara pemerintah dan masyarakat
4) Hak milik diakui sepanjang tidak bertentangan dengan kepentingan umum



Sumber:
ips-mrwindu.blogspot.com